Pada hakekatnya pendidikan adalah suatu proses untuk memanusiakan
manusia. Memanusiakan manusia bukan dalam arti fisik, tetapi lebih pada
pembentukan pola pikir dan tindakan manusia. Ketika seorang manusia
dilahirkan sudah pasti ia adalah seorang manusia, tetapi boleh dikatakan
belum menjadi manusia karena ia belum mengenyam pendidikan dalam
keluarga, masyarakat hingga pada taraf pendidikan formal. Di dalam
proses pendidikan tersebut ia diarahkan ke jalan hidup yang baik dan
benar, yaitu berperasaan yang baik dan benar - berpikir yang baik dan
benar - bertindak yang baik dan benar. Proses ini dilandasi dengan norma
yang dianut sesuai dengan identitas dirinya sebagai manusia.
Dalam proses memanusiakan manusia dilengkapi dengan sistem
belajar-mengajar, institusi atau lembaga pendidikan dengan segala sarana
dan prasarana yang mendukung untuk perkembangan budi manusia.
Berkaitan dengan itu, pemberdayaan manusia mesti dilakukan dengan usaha
yang terrencana dan sistematis, dilaksanakan secara berkesinambungan
baik bagi individu maupun kolektif, guna mengembangkan daya (potensi)
dan kemampuan yang terdapat dalam diri individu maupun kolektif
masyarakat sehingga mampu melakukan transformasi sosial yang bermutu.
Kehidupan manusia perlu dikondisikan melalui aktivitas "saling belajar
dan mengajar", sehingga dapat diharapkan hasil yang bermutu dan dapat
membangun masyarakatnya dengan baik serta bermartabat. Dalam hal ini,
kebijakan pemerintah terhadap pemberdayaan manusia Papua yang
bermartabat merupakan tugas yang penting, karena pendidikan merupakan
faktor yang utama demi mengembangkan kepribadian yang bermutu di
kemudian hari.
Oleh karena itu, pengembangan pendidikan formal
yang bermutu, melaui dari pendidikan dasar, menengah dan tin secara
baik, agar bagi mereka yang mengenyam pendidikan tidak ketinggalan dalam
bersaing. Tidak ketinggalan pendidikan non-formal juga menjadi penting
demi mengembangkan ketrampilan minat dan bakat manusia.
Kalau
memang pendidikan formal maupun non-formal merupakan tempat untuk
mendidik dan melatih orang untuk menjadi manusia yang berkualitas, maka
bagaimana dengan perkembangan pendidikan di Papua...? secara sederhana
kita bisa mengatakan bahwa pendidikan di Papua secara kualitasnya belum
menciptakan manusia-manusia yang berkualitas. Pendidikan di Papua sedang
mengarah kepada Kapitalisme. Kita bisa temukan di berbagai daerah di
Papua secara kuantitas banyak orang papua memiliki ijasah. Walaupun
berbagai di Papua marak dengan pemekaran kabupaten dan bahkan provinsi,
tetapi belum bisa menampung manusia-manusia yang berijasah itu.
Pertanyaannya, apakah yang berijazah itu benar-benar mengenyam
pendidikan formal...? pasti ada yang ya dan tidak, karena tadi bahwa
pendidikan sedang menuju ke kapitalis atau bisnis. Pada zaman sekarang
orang bisa membeli ijazah, asal bisa baca dan tulis dan lebih-lebih
punya uang seharga Ijazah.
Realitas ini, bukan untuk membangun
manusia Papua menjadi berkualitas dan bermutu. Kita bisa pahami secara
baik cara kerja orang yang hanya membeli ijazah dan orang yang
benar-benar berpendidikan ketika bekerja di sebuah kantor. Pasti nampak
jelas bahwa mereka yang hanya membeli ijazah tidak kerja sepenuhnya dan
bahkan tidak bekerja, tetapi hanya menerima gaji.
Situasi
demikian menggambarkan pendidikan Papua menuju kehancuran dan bahkan
"mati". Maka, bagi mereka yang memiliki keinginan untuk menjadi manusia
berkualitas dan menjadi pribadi yang mempunyai bekal di kemudian hari,
dengan sendirinya dapat pudar, akibat perkembangan pendidikan yang tidak
memihak terhadap keinginan manusia untuk berkembang, sehingga
menciptakan manusia Papua yang belum bermutu secara baik dan melahirkan
manusia yang Korup dan Penghambat perkembangan daerah ke depannya. (Honaratus Pigai)
Posting Komentar
"...Sobat berikanlah tanggapanmu atas tulisan di atas..."