Di bawah langit biru bandara
Jakarta
Kau kenakan mahkota yang bukan dari jiwa,
Hiasan gelang dan lainnya tanpa rasa,
Tanpa tahu makna di balik warna dan rupa.
Hello anak, adakah kau pahami semua?
Budaya Papua bukan sekadar aksesoris semata,
Ia adalah nyawa, kisah panjang leluhur yang berharga,
Bukan benda yang bisa kau pinjam seenaknya.
Ketika kau menari dengan senyum tanpa makna,
Sadarkah kau bahwa hatimu hampa?
Papua menangis, adatnya kau bawa,
Namun jiwanya tertinggal di tanah sana.
Setiap gerak, setiap tarian punya cerita,
Bukan sekadar hiburan di hadapan siapa saja,
Kau kenakan hanya demi suksesnya agenda,
Tanpa menghargai makna yang sebenarnya.
Di mana nuranimu yang seharusnya ada?
Mengapa budaya kau jadikan sebagai hiasan fana?
Tanah Papua bukan panggung untuk sandiwara,
Hargailah setiap budaya, kembalikan dengan cinta.
Ketika Paus berlalu dan sorot kamera hilang rupa,
Apa yang tersisa dari budaya yang kau bawa?
Hanya jejak langkah di atas aspal yang fana,
Meninggalkan luka yang tak terucap oleh siapa.
Dengarkan suara dari derita panjang sana,
Budaya bukan atribut yang kau pakai begitu saja,
Hormatilah setiap motif, setiap cerita yang ada,
Jangan biarkan luka mereka ini tak pernah sirna.
[Oleh: PIGAI, honny – QC, 04092024]
Kau kenakan mahkota yang bukan dari jiwa,
Hiasan gelang dan lainnya tanpa rasa,
Tanpa tahu makna di balik warna dan rupa.
Hello anak, adakah kau pahami semua?
Budaya Papua bukan sekadar aksesoris semata,
Ia adalah nyawa, kisah panjang leluhur yang berharga,
Bukan benda yang bisa kau pinjam seenaknya.
Ketika kau menari dengan senyum tanpa makna,
Sadarkah kau bahwa hatimu hampa?
Papua menangis, adatnya kau bawa,
Namun jiwanya tertinggal di tanah sana.
Setiap gerak, setiap tarian punya cerita,
Bukan sekadar hiburan di hadapan siapa saja,
Kau kenakan hanya demi suksesnya agenda,
Tanpa menghargai makna yang sebenarnya.
Di mana nuranimu yang seharusnya ada?
Mengapa budaya kau jadikan sebagai hiasan fana?
Tanah Papua bukan panggung untuk sandiwara,
Hargailah setiap budaya, kembalikan dengan cinta.
Ketika Paus berlalu dan sorot kamera hilang rupa,
Apa yang tersisa dari budaya yang kau bawa?
Hanya jejak langkah di atas aspal yang fana,
Meninggalkan luka yang tak terucap oleh siapa.
Dengarkan suara dari derita panjang sana,
Budaya bukan atribut yang kau pakai begitu saja,
Hormatilah setiap motif, setiap cerita yang ada,
Jangan biarkan luka mereka ini tak pernah sirna.
[Oleh: PIGAI, honny – QC, 04092024]
Posting Komentar
"...Sobat berikanlah tanggapanmu atas tulisan di atas..."