Honaratus Pigai(*
Pemerintah sangat tidak intensif dalam menilai rakyat Papua dengan baik dalam positif thingking. Pemerintah sepertinya mematok dan menyimpulkan keberadaan orang Papua secara tidak tepat. Karena itu, segala program yang dicanangkan pemerintah Indonesia untuk Papua tidak sesuai dengan harapan rakyat. UP4B misalnya sebelum program ini dirancang, ada baiknya terlebih dahulu disembuhkan dulu luka lama yang diderita orang Papua yang sejak dahulu belum terobati.
UP4B bukan jawaban dan solusi terbaik. Yang
dibutuhkan masyarakat Papua saat ini, pemerintah harus menyembuhkan luka
lama orang Papua yang belum terobati. Selama luka ini belum diobati, pasti
segala bentuk program yang dibuat pemerintah pusat kepada orang Papua, tidak
akan berjalan baik, alias hanya omong kosong belakang.
Apalagi UP4B rencananya akan bekerja selama
3 tahun di Papua secara khusus di Pegunungan. Apakah akan berhasil? Karena
tidak ada suatu penelitian yang baik terhadap kerinduan rakyat Papua. Menurut
ketua Ketua Kaukus Parlemen Pegunungan Tengah, Kenius Kogoya, SP masyarakat
merindukan sesuatu yang lain dari program UP4B, tetapi kalau pemerintah tetap
memegang pada prinsipnya untuk memberlakukan UP4B, ini sesuatu yang
omong-kosong. Selain itu, program ini menurutnya lucu, karena belum mengenal
medan perang tetapi program sudah dirancang. Kenali dulu adat istiadat orang
Papua kemudian berikan apa yang orang Papua inginkan. Jika orang Papua mau roti
berikan roti. Jangan pula berikan ular atau batu.Jadi saya pesimis program UP4B
dapat berjalan baik di daerah Pegunungan. Sebab mereka belum mengetahui keadaan
dan medan perang. Oleh karena itu, dipastikan program UP4B akan lumpuh total
dan akan sia-sia saja.”
Luka lama orang Papua dari dahulu sampai
sekarang sudah dikethui Pemerintah Pusat, tetapi belum kunjung diobati. Otonomi
khusus yang sudah berlaku saja masih menyimpan kegagalan-kegagalan yang sangat
tidak memihak rakyat kecil. Jadi jika Otsus gagal secara praktis di
lapangan, walaupun rumusannya sangat menyentuh dan memihak rakyat. Karena itu
pantas dan layak rakyat menilai bahwa otsus telah gagal dalam memihak rakyat
kecil.
Apalagi pemerintah merancang program baru UP4B,
tetapi kalau belum mengenal karakter orang Papua dan perjuangan fundamental
yang diperjuangkan rakyat Papua, maka akan mengalami kegagalan. UP4B katanya
akan membantu kesejateraan orang Papua yang ada di daerah Pegunungan.
Ini merupakan pemikiran yang tidak masuk akal, karena tanpa mengenal kerinduan
mendasar rakyat Papua, program apa pun yang dirancang pemerintah pasti tidak
akan berhasil dan terus mengalami kegagalan.
Sementara itu, Komite Nasional Papua Barat (KNPB)
menolak secara tegas kehadiran Unit Percepatan Pembangunan Papua dan Papua
Barat di tanah Papua. Lantaran UP4B dinilai bukan sebuah solusi yang tepat
untuk menyelesaikan masalah Papua. Pemerintah
Pusat harus memberikan solusi yang pas dan tepat untuk mengatasi masalah Papua. Untuk itu ada beberapa poin yang harus di
ketahui pemerintah, karena sudah jelas akar
persolan Papua adalah persoalan status politik Papua ke dalam wilayah
Indonesia, dimana saat proses Aneksasi tahun 1962, Integrasi tahun 1963, dan finalnya
melalui PEPERA tahun 1969, Papua ke Indonesia yang cacat hukum. Pemerintah pusat harus mesti mengakui dan menyadari persolan
Papua adalah Murni masalah sengketa politik, bukan masalah ekonomi, social,
pembangunan atau masalah kemiskinan yang ada di papua. (Papua Pos, Jumat, 13/01/12).
Oleh karena itu, Pemerintah Pusat mesti membuka
diri terhadap orang Papua. Membuaka ruang dialog dan membahas akar-akar
persoalan yang terjadi selama ini di Papua. Selama pemerintah dan rakyat Papua
tidak saling membuka diri untuk mengadakan dialog, masalah dan pendertiaan di
Papua akan terus terjadi. Maka pemerintah jangan bermimpi bahwa dengan
program-program yang direncanakan akan membangun Papua menjadi lebih baik dan
sejahtera.
Pemerintah Pusat harus duduk bersama
mendengar keluhan orang Papua dan berikan apa yang orang Papua inginkan. Orang
Papua memiliki keinginan mendalam yang belum dijawab. Selama Pemerintah Pusat dan
masyarakat Papua masih memegang kebenarannya masing-masing, koflik Papua tidak
akan berhenti. Maka kebenarannya masing-masing mesti ditanggalkan demi mencari
solusi tepat dalam kehidupan.
*) adalah mahasiswa STFT Fajar Timur
Abepura-Jayapura-Papua
Posting Komentar
"...Sobat berikanlah tanggapanmu atas tulisan di atas..."