Sebuah ideologi negara tentunya punya peranan tersendiri dalam
mengalirkan darah kehidupan suatu bangsa. Kesetaraan kaum "borjuis-ploretal"
yang mendriskiminasi bentuk hak-hak bangsa, jelas bukanlah sebuah
liberalisme atau demokrasi yang sesungguhnya.
Penghisapan waktu dan
tenaga yang dilakukan kaum feodal terhadap buruh (proletariat) jelas
adalah sebuah kebobrokan terselubung yang tersuntik pada
liberalisme/demokratisme.
Itulah yang memunculkan kasta
tersirat dalam masyarakat. Dengan realitanya "yang kaya, semakin kaya;
yang miskin, semakin miskin"
Sepatu kapitalisme sebetulnya
sudah dan masih sedang berpijak di negeri ini. Monopoli ekonomi
merupakan suatu kelumrahan yang berjinkrak-jingkrakkan di atas lingkaran
perekonomian rakyat.
Dampaknya, kemiskinan di negri ini semakin eksis,
apalagi disokong dengan ketidakberpendidikanan dan peledakan jumlah
keturunan. Karenanya, untuk mencapai sebuah utopia bernama kesejahteraan
rakyat, rasanya ideologi komunisme adalah sebuah pilihan bijak, karena
ia merupakan hasil dari sebuah palung filsafat yang terdalam, daripada
membiarkan bangkitnya kemakmuran rakyat yang tak merata.
Maka, demi keadilan rakyat Indonesia mesti membangun sebuah tiang penyangga ekonomi dengan yang disebut dengan komunisme. Dalam arti sederhana adanya kedisiplinan dalam memberdayakan masyarakat yang adil dan merata. Selama pandangan sederhana ini belum terrealisasi dalam kehidupan ras manusia Indonesia, tidak perlu mengharapkan terrealisasinya kesejahteraan dan kemakmuran rakyat di negri ini. (Honaratus Pigai)
Posting Komentar
"...Sobat berikanlah tanggapanmu atas tulisan di atas..."