JAYAPURA – Indonesia belum
menyadari eksistensinya di atas tanah Papua. Eksistensinya di Papua seperti “pencuri” yang datang tanpa
diundang. Indonesia datang bukan untuk memanusiakan manusia Papua atau
memberdayakan manusia Papua, tetapi malah datang untuk menindas. Mereka juga
datang melalui tahapan hukum yang cacat, tetapi berlaku seperti benar.
Hal ini dikatakan seorang
mahasiswa KK (yang tidak ingin dimuat nama dan alamat kampusnya serta memuat
fotonya di
media ini) di rumahnya Kotaraja,
Rabu (30/10/13). Menurutnya, Indonesia harus menyadari diri sebaik
mungkin atas keberadaanya. Ia pun menambahkan bahwa segala konflik yang terjadi di
Papua, karena ketidaksadaran Indonesia atas dirinya.
“Konflik yang telah berlangsung lama sejak Papua diintegrasikan ke Papua adalah cacat
hukum. Pemerintah
Indonesia belum
sadar atas keberadaannya
di Papua,”
ungkapnya.
Lebih
lanjut ia menyinggung bahwa pemerintah Indonesia mesti mengakui keberadaannya
di Papua. Pemerintah mesti mengakui bahwa keberadaannya di Papua sangat illegal
dan cacat hukum. Bahkan harus mengakui dosa-dosa politik yang selama
bertahun-tahun lamanya diciptakan. Ia menambahkan Indonesia harus mengaku diri atas keberadaanya di atas tanah Papua.
“Mengaku sajalah bahwa
keberadaannya Indonesia itu illegal. Indonesia juga harus mengaku
dosa-dosa politik yang telah dibuatnya selama ini
di Papua, melalui dialog,”
tegasnya.
Menurutnya,
melalui dialog yang didorong oleh Pater Neles Tebay, dosa-dosa politik yang
dilakukan Indonesia harus terungkap. Ini sangat penting demi menemukan solusi
tepat bagi rakyat Papua ke depan, karena kalau tidak maka rakyat pasti akan
terus menderitadan bahkan berada di ambang maut di atas tanahnya sendiri.(Honaratus Pigai)
Posting Komentar
"...Sobat berikanlah tanggapanmu atas tulisan di atas..."